NEWS.POSPUBLIK.COM
JAKARTA-Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberi sambutan di pembukaan Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (15/6) malam.
Pada kesempatan itu, Paloh tak ingin Indonesia terjebak pada pandangan pemikiran Jawa dan non Jawa atau pribumi maupun non pribumi. Ia mengajak seluruh kader NasDem agar tetap pada tujuan yakni melakukan perubahan bagi kebaikan bangsa.
“Kita tidak ingin melihat negara ini berubah, berubah haluan ideologi mendapatkan ideologi yang baru seperti negara khilafah misalnya atau negara pasistis atau terjebak urusan Jawa dan non Jawa pribumi atau non pribumi tidak ada itu,” kata Paloh.
“Karena kita tetap konsisten dengan restorasi, dengan pemikiran-pemikiran kita untuk melakukan gerakan perubahan yang hanya ingin melihat Indonesia Raya itulah cita-cita bangsa. Kita itulah cita-cita semua itulah cita-cita dari pada partai NasDem,” sambungnya
Menurut dia, pengalaman Pemilu yang lalu dapat menjadi pembelajaran. Pemilu, kata dia, adalah amanah konstitusional bukan ajang untuk adu domba apalagi memecah bela persatuan bangsa.
Para Pengurus Partai NasDem dari daerah Kota Bekasi dan lainnya saat mengikutipembukaan Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (15/6) malam.
“Terlalu mahal jika harga untuk berkuasa 5 hingga 10 tahun kita mengorbankan sebuah apa yang telah kita capai dalam kurun waktu yang cukup panjang,” tuturnya.
Paloh menyatakan, mulai saat ini, harus dimanfaatkan untuk bersama-sama menghadapi dampak persaingan politik hingga COVID-19.
“Bangunan keutuhan bangsa dan negara ini masa-masa sekarang ini adalah masa penyembuhan bagi bangsa Indonesia masa pemulihan dari seluruh rakyat Indonesia bukan hanya karena dampak yang berkepanjangan dari proses persaingan politik di berbagai tingkatan,” ucapnya.
“Tapi juga karena dampak atas pandemi COVID-19 yang tidak hanya menyerang aspek kesehatan tapi juga ekonomi dan sosial dampaknya sangat terasa jelas dan sangat nyata kita sudah sepakat bahwa persoalan-persoalan identitas bukan lagi persoalan yang akan menjadi ancaman karena telah menyatu menjadi Indonesia,” tandasnya. (Red)
Reporter : Endy
Editor. : SF